Uncategorized

Puasa Gadget

Saya baru sadar kalau selama ini saya sudah berhasil diperbudak oleh gadget. Sementara si gadget sendiri, ketika hadir dalam kehidupan saya, ia memperkenalkan dirinya sebagai alat yang seharusnya berfungsi memudahkan dan membuat kehidupan menjadi lebih simple, lebih mudah. Tapi saya tau, gadget tidak mungkin bohong. Lagipula, dia kan benda tak bernyawa. Maka adalah benar bahwa perbudakan gadget terhadap saya adalah kesalahan saya sendiri. Maka, hampir 3 minggu ini saya melakukan Puasa Gadget, dan rasanya.. jadi lebih fresh! Alhamdulillah.. *netes* Ternyata bisa juga menjalani hidup dengan penggunaan gadget yang ter-manage. 

Kala itu, sebelum saya Puasa Gadget, saya mendapat perenungan melalui beberapa pertanyaan. Adakah gadget yang kita miliki selalu mewarnai hari-hari kita? Pernahkah sampai harus kembali lagi ke suatu tempat hanya karena gadget kita tertinggal? Apakah gadget merupakan teman terbaik di sela-sela waktu luang yang seharusnya bisa lebih produktif? Apalagi jika tanpa sadar, tubuh kita seolah-olah mewajibkan diri untuk sesekali mengecek gadget tanpa ada kepentingan, dan pikiran mulai terasa tidak fokus. Waaah.. kelihatannya saya butuh Puasa Gadget! Jangan sampai sebagai seorang yang bernyawa, rela diperbudak oleh benda tak bernyawa. Dunia terbalik.

***

 

Setiap diri kita dalam kehidupan, meski hanya satu orang, namun pasti memiliki banyak peran. Ya sebagai anak, sebagai siswa, sebagai cucu, sebagai pasangan, sebagai pekerja, dan lain-lain. Beragam peran itulah yang seringkali membuat kita harus menjadi seorang multi-tasker, mengerjakan banyak hal secara bersamaan.

Teknologi bergerak atau gadget yang semakin berkembang saat ini semakin memperkuat perilaku para generasi multitasking. Dan saya adalah salah satunya, sang multi-tasker sejati, hehehe. Ya sama seperti anggapan banyak orang, bagi saya.. multitasking adalah cara yang efektif untuk menuntaskan banyak pekerjaan, dalam keterbatasan waktu. Dan kehadiran gadget menjanjikan support kemudahan dalam melakukan multitasking. Ya masuk akal.. dalam penggunaan satu gadget, kita sudah bisa mengirimkan sms, bbm, merespon twitter, membalas email, memotret, mengedit tulisan, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya, hanya dalam satu gadget saja. Sangat memudahkan proses multitasking, kan.

Hingga suatu ketika, saya membaca sebuah hal menarik mengenai multitasking. Jeng jeng jeeeng..

Seorang pakar psikologi pengembangan mengatakan, “Mengerjakan lebih dari 1 hal secara bersamaan akan mengurangi fokus pemikiran kita.” Begini maksudnya.. saat kita melakukan 1 pekerjaan, maka fokus kita terhadap proses pernyelesaian pekerjaan tersebut adalah 100%. Saat pekerjaan ditambah menjadi 2 pekerjaan sekaligus, kita akan mengalami penurunan fokus sebesar 20% secara otomatis. Dan ketika ditambah lagi menjadi 3 pekerjaan sekaligus, kita akan mengalami penurunan fokus hingga 50%. Dan penurunan fokus ini akan terus bertambah dengan semakin banyaknya pekerjaan yang kita lakukan dalam waktu yang bersamaan.

Multitasking ini pun tidak hanya tentang melakukan lebih dari 1 pekerjaan fisik sekaligus, melainkan juga pekerjaan pikiran. Ya, termasuk. Contoh multitasking pekerjaan fisik, yaitu mengerjakan tugas atau pekerjaan sambil sesekali merespon bbm atau sms. Waaah.. ini saya banget! Dan ternyata, dibutuhkan minimal 15 menit untuk kita bisa kembali konsentrasi ke pekerjaan utama setelah menginterupsi pekerjaan tersebut dengan merespon sms atau bbm atau dengan pekerjaan apapun selain pekerjaan utama. Seketika terbayang.. kalau kita sedang mengerjakan sesuatu, kemudian sering-sering terinterupsi untuk memegang gadget dan melakukan cek ini dan itu, maka akan ada 15 menit dikali berapa kali interupsi yang terbuang sia-sia hanya untuk mengembalikan konsentrasi yang hilang lagi hilang lagi. Mubazir waktu.

Lalu contoh multitasking pekerjaan fisik dan pikiran, yaitu mengerjakan pekerjaan sambil memikirkan sesuatu, apapun itu. Nah ini biasanya sering juga. Misal ngobrol dengan klien sambil memikirkan sesuatu, shalat sambil memikirkan sesuatu, melakukan sesuatu apapun sambil memikirkan sesuatu, ya.. pasti nggak fokus. Atau yang paling populer dilakukan adalah mengendarai kendaraan sambil memikirkan sesuatu. Sehingga tau-tau.. eh kok sudah sampai lagi. Nggak sadar. Aaaah, saya banget!

Lalu kenapa kok jadi harus puasa gadget? Nah.. ini karena teman sejati dan pendukung besar proses multitasking kita adalah berbagai macam teknologi yang banyak bersarang pada GADGET. Kehadiran gadget yang dipergunakan secara tidak bijak, khususnya bagi yang belum memahami dampak multitasking ini, tentu akan sering sekali menginterupsi pekerjaan-pekerjaan utama. Dari perkerjaan, lalu cek email, lanjut pekerjaan lagi, bb bunyi lalu balas bbm dulu, lanjut pekerjaan lagi, kemudian niat istirahat sebentar buka twitter scroll-scroll timeline dan malah kebablasan. Terus terinterupsi, terinterupsi terus.

Padahal faktanya.. setiap orang yang perkerjaannya sering terinterupsi, dikatakan mengalami penurunan tingkat IQ hingga 10 poin. Hiii ngeri.. Dan jangka panjangnya, multitasking bisa berdampak pada kesehatan yang bersumber  dari stres akibat information overload.

 

Plakkk!! Saya merasa tertampar-tampar dengan deretan fakta multitasking tersebut. Saya banget! Maka dalam hal ini, saya berinisiatif untuk menjalani puasa gadget, sebab bagi saya.. gadget adalah salah satu hal yang paling sering menginterupsi pekerjaan-pekerjaan utama saya sehingga saya jadi sulit fokus dan pekerjaan akhirnya selalu tertunda, nggak selesai-selesai.

***

 

Puasa gadget bukan berarti saya tidak pegang gadget sama sekali, karena tentu saja saya tetap membutuhkan teknologi di dalamnya. Hanya saja penggunaannya diatur dari waktu dan kondisi. Atau sederhanya.. saya menerapkan program “1 Pekerjaan 1 Waktu” sehingga saat melakukan 1 pekerjaan, saya fokus disitu hingga tuntas, tanpa terinterupsi gadget. Namun saya tetap mengizinkan diri saya untuk terinterupsi pada beberapa kondisi mendesak. Sangat mendesak. Jadi ya tetap tegas dengan kefokusannya, tapi juga fleksibel. Disesuaikan. Barulah setelah tuntas pekerjaan utama, saya sempatkan untuk memegang gadget, dan juga menuntaskan keperluan dan segala urusan saya yang membutuhkan penggunaan gadget.

Alhamdulillah, setelah menjalani Puasa Gadget, rasanya jadi lebiiih ringan. Kebiasaan buruk seperti sedikit-sedikit pegang handphone, sedikit-sedikit pegang handphone pun perlahan-lahan mulai hilang. Dan utamanya, menjalani kehidupan jadi lebih fokus, 100% di dalam proses, dan insyaAllah 100% juga di dalam hasil. Hap hap hap!!!

2 tanggapan untuk “Puasa Gadget

Tinggalkan komentar