Uncategorized

Ketika Wanita ‘Menawarkan Diri’

 Jika sikap menawarkan diri
dilakukan dengan ketinggian sopan-santun,
tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat.
Seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan mendalam
pasti akan meninggikan penghormatan
terhadap mujahadah saudaranya.
Tidak akan merendahkan
wanita yang menjaga kehormatannya seperti ini,
kecuali laki-laki yang rendah dan tidak memiliki kehormatan

….

– Mohammad Fauzil Adhim –

Menjalankan proses menuju pernikahan tentu tidak semulus kelihatannya. Terkadang ada kerikil-kerikil atau bahkan batu besar yang menghalangi. Tapi semua menjadi tidak berarti ketika niatan diri sudah kuat berpegang kepada Illahi Rabbi. Niatan hanya karena dan untuk Allah, titik. Maka tak ada gundah ataupun gelisah, meski kenyataan.. tak sesuai harapan. Semua menjadi ringan dan jernih. Bila ada kecewa dan duka, barangkali ada yang salah dengan niatan diri ketika memulai proses. Tapi bersyukurlah bagi yang tetap berbahagia, sungguh kau telah berhasil mensucikan niat. Allah menyayangi hamba-Nya, dengan cara-Nya. Subhanallah..

Kali ini, saya akan membahas mengenai hasrat hati (menuju pernikahan) yang dirasakan dari seorang perempuan terlebih dahulu. Yaaa.. pandangan umum zaman sekarang kan proses pernikahan itu dimulai dari lelaki. Lelaki menyampaikan niatan, kemudian diproseskan dengan perempuan yang ia harapkan. Dalam konteks ini, tentunya yang saya maksud adalah perempuan shalihah dan lelaki shalih yang paham proses syar’i menuju pernikahan. Nah, bagaimana jadinya bila perempuan lah yang terlebih dahulu merasakan kecondongan hati terhadap lelakinya?  Apakah harus disampaikan melalui perantara untuk kemudian diproseskan seperti layaknya lelaki? Atau lebih baik dipendam dalam diam menunggu lelaki tersebut menyadari niat yang suci? Bagaimana dengan harga diri sebagai perempuan? Seberapa kuat diri perempuan bisa menahan fitrahnya?

Menarik sekali kan. Alhamdulillah.. kebetulan, saya sedang memperdalam pengetahuan tentang hal ini. Saya banyak membaca referensi baik dari buku, internet, ataupun bertanya langsung kepada yang kaffah. Dan bismillah.. izinkan saya sharing mengenai hal ini. Semoga bila ada perempuan yang sedang gelisah, khawatir akan kecondongan hatinya, postingan kali ini bisa membantu, aamiin.. Dan untuk lelaki.. insyaAllah postingan kali ini juga akan banyak memberikan gambaran yang memperkaya sudut pandangmu, terutama dari sudut pandang Islam.

Kisah Siti Khadijah Meminang Muhammad

جَائَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُُُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعْرَضُ عَلَيْهِ نَفْسَهَا

“Seorang wanita datang kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dan  menawarkan dirinya kepada beliau (untuk dinikahi).” – HR. Al-Bukhari

Dikutip dari buku “Kado Pernikahan Untuk Istriku”. Khadijah bin Khuwailid, merupakan 1 dari 4 wanita yang mulia di Surga Allah. Dari rahimnya terlahir wanita mulia lainnya, Fathimah Az-Zahra. Keduanya adalah orang yang teramat sangat dicintai oleh Rasulullah. Pernikahan Khadijah dengan Rasulullah merupakan pernikahan yang paling indah dan penuh barakah. Pernikahan yang seagung ini justru berawal dari inisiatif Khadijah. Ia menolak menikah dengan raja-raja, para bangsawan, dan para hartawan yang meminangnya, tetapi ia lebih menyukai Muhammad yang miskin dan yatim. Ia mencari suami yang agung, kuat, berkepribadian tinggi, dan berjiwa bersih. Dan itu ada pada Muhammad. Ia terkesan dengan Muhammad. Ketika hatinya terpikat betul, ia meminta Maisarah yang menjadi pembantu dekatnya untuk memperhatikan gerak-gerik dan tingkah-laku Muhammad dari dekat. Laporan Maisarah semakin mendorong Khadijah untuk menawarkan dirinya kepada Muhammad. Khadijah mengungkapkan kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, aku senang kepadamu karena kekerabatanmu dengan aku, kemuliaanmu dan pengaruhmu di tengah-tengah kaummu, sifat amanahmu di mata mereka, kebagusan akhlakmu, dan kejujuran bicaramu.” Setelah melalui proses peminangan yang agung, Khadijah kemudian menikah dengan Muhammad.

 

Wanita Boleh Menawarkan Diri

Menikah merupakan sunnah yang diagungkan oleh Allah. Al-Qur’an menyebut pernikahan sebagai mitsaqan-ghalizha (perjanjian yang sangat berat). Mitsaqan-ghalizha adalah nama dari perjanjian yang paling kuat dihadapan Allah. Al Qur’an menyebut mitsaqan-ghalizha hanya untuk tiga perjanjian. Dua perjanjian berkenaan dengan tauhid, sedang yang lain adalah perjanjian Allah dengan para Nabi ulul-azmi mengenai pernikahan. Allah menjadi saksi ketika seseorang melakukan akad nikah. Wallahua’lam bishawab.

Setiap jalan menuju mitsaqan-ghalizha dimuliakan oleh Allah. Islam memberikan penghormatan yang suci kepada niat dan ikhtiar untuk menikah. Menikah adalah masalah kehormatan agama, bukan sekedar legalisasi penyaluran kebutuhan biologis dengan lawan jenis. Islam memperbolehkan kaum wanita untuk menawarkan dirinya kepada laki-laki yang berbudi luhur, yang ia yakini kekuatan akhlak dan agamanya, dan kejujuran amanahnya apabila kelak menjadi suaminya. Dan Khadijah adalah teladan pertama bagi wanita yang bermaksud untuk menawarkan diri.

Sikap menawarkan diri menunjukkan ketinggian akhlak dan kesungguhan untuk mensucikan diri. Sikap ini lebih dekat kepada ridha Allah dan untuk mendapatkan pahala-Nya. Yakinlah, Allah pasti akan mencatatnya sebagai kemuliaan dan mujahadah (perjuangan) suci. Tidak peduli tawarannya itu diterima atau  ditolak. Sebab yang terpenting adalah kelurusan niat menikahnya adalah untuk penghambaan kepada Allah dan didasari oleh ketertarikan hati terhadap keshalihan sang lelaki, bukan terhadap hal-hal yang duniawi.

 

Menawarkan Diri, Laksana Bermujahadah

Wahai para perempuan muslimah tersayang yang terlanjur menyukai atau mengagumi seorang lelaki muslim yang baik akhlaknya, shalih, taat, dan padanya tertuang harap dialah yang akan memimpinmu menuju surga Allah, maka segeralah ungkapkan. Baiknya meminta bantuan orang yang dipercaya (mediator/murabbi) agar pernyataan perasaan tersebut tetap melalui jalan yang syar’i agar Allah senantiasa meridhoi. Hal ini bukanlah tercela, karena pernah terjadi di zaman Rasulullah dalam kisah peminangan yang dilakukan oleh Khadijah.

Insya-Allah, jika sikap menawarkan diri dilakukan dengan ketinggian sopan santun, tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat. Seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan mendalam pasti akan meninggikan penghormatan terhadap mujahadah. Tidak akan merendahkan perempuan yang berniat menjaga kehormatannya seperti ini, kecuali laki-laki yang rendah dan tidak memiliki kehormatan kecuali sekedar apa yang disangkanya sebagai kebaikan.

Seorang laki-laki insya-Allah akan sangat hormat, setia, dan menaruh kasih sayang mendalam jika ia menerima tawaran perempuan shalihah untuk menikahi. Mudah-mudahan Allah menambahkan kemuliaan dalam keluarganya dan memberikan keturunan yang meninggikan derajat orangtua di hadapan Allah. Kalau terhalang untuk menerima tawaran, insya-Allah pada diri laki-laki akan tumbuh rasa hormat, segan, dan respek terhadapnya. Sungguh perempuan yang berniat menjaga kehormatannya dengan menawakan dirinya atas kecondongan hati pada taatnya lelaki pilihan, ia layaknya orang yang sedang bermujahadah.

Buang jauh-jauh rasa malu. Jika lelaki itu shalih, maka berproseslah (menawarkan diri), seperti yang dinyatakan di atas. Mendebarkan dan indah menantikan saatnya tiba yang kadang prosesnya tak mudah, tetapi sering juga sangat sederhana. Di sinilah indahnya mujahadah. Semoga Allah menjadikan kita termasuk wanita shalihah, pendamping lelaki shalih yang penuh barakah, dan dipercaya melahirkan keturunan yang hukma-shabiyya rabbi radhiya (memiliki kearifan semenjak kecil dan diridhai Allah).

Allahumma amin. Ya Allah, kabulkanlah do’a kami.

9 tanggapan untuk “Ketika Wanita ‘Menawarkan Diri’

  1. Subhanallaah…
    Apa ada wanita seperti itu zaman sekarang ini? Mudah-mudahan masih ada deh….
    Jangan malu mengungkapkan “rasa” itu ke laki-laki yang sholeh 🙂
    Gak musti laki-laki dong, yang harus ngungkapin terlebih dahulu. Jangan sampai si laki-laki lebih dulu dapat wanita yang lain 😀

    1. Alhamdulillah, teman ikhwan saya mengalami hal tersebut. Insyaallah jika Allah mengizinkan, mereka akan menikah 😀

  2. saya sudah pernah menawarkan diri kepada seorang laki2 yang soleh,tapi sayang dia menolaknya…semoga Allah menggantinya dengan yg lebih baik…amin
    saya senang apa yg saya lakukan benar dan insyaAllah syar’i…saya tidak kecewa atas penolakan itu 🙂

  3. aku mengalaminya.. aku bingung………………….. yang satu wanita yang memintaku menikahinya.. yang satu lagi dia bertanya.. apakah abang masih mengharapkanku, apakah abang jodohku… gimana mbak… pusiiiiing…. 😥

  4. assalamualaikum teteh … …aku jtuh cinta pada laki2 temen sekantor aku ,jatuh cintanya pun unik mlmnya aku mimpiin dia, ketika itu dia yg biasanya shalat di mushola bagianya tiba2 dia shalat di bagian tmpat aku…
    dan saat itu dia menjadi imam shalat ku … ketika itu hatiku lgsg bergetar ..aku mrasa aneh skali…jatuh cinta atau bukan ,dr awal aku memang tau dia pria yg baik kalem dan ga neko2 tp tidak ada sdikitpun ktertarikan tp hari itu beda…semua perasaan menjadi satu aku mulai berfkiran yg ngelantur apa dia jdoh aku,klo iyaa aku amat sangat malu dgn diriku …tp positif hal itu aku perlahan mulai rmperbaiki diri dan mulai berhijab…dan ketika itupun dia amat sgt kritis dgn pakaian saya ,apapun
    hal saya …tp saya terlalu geer hingga akhirnya sy mengutarakan keinginan sy untuk meminta jd imam sy tp tdk untuk saat ini melainkan untuk 5 tahun lg ktika sy sudah benar2 menyelesaikan kuliah sy dan impian sy …dia membalas dgn baik dan dia bilang ia sudah tahu dan menduga klo sy punya prasaan lbh u/ nya dan sy berbicara dgnya sy insyallah tidak akn pacaran dan sy akan memantaskan diri sy akan memilih jalan yg diridhoi allah tp dia berkata untuk saat ini dia memiliki kekasih dan sgt mencintainya dia tdk mau melukainya .sy bilang jk mas memang jdohku pasto kita akan ktemu di jlan yg tepat jika bukan aku yakin allah pasti mengirimkan yg terbaik diantara kita berdua …dan hingga skrg aku dan dia menjalin pertemanan…menurut teteh salah kah pilihan ku????

  5. Aku sudah di lamar kemudia aku di tinggalkan dengan alasan hukum kejawen yg nggk cocok dan gk boleh bersatu..
    Aku udh siap menerima semua tp skrng dia dtng lagi dan bilang mau menikah…
    Apa yg harus aku lakukan ?
    Adakah yg bisa kasih saran

Tinggalkan Balasan ke zubir Batalkan balasan